PLT SEKAR TAJI
TDF. 159.06.07.04.3.98 Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi DKI Jakarta
Alamat : Jalan Masjid No.38 Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari Kota Depok
Tlp. (021) 94271898 - 0813 18665151
Pimpinan : Trisno Marindi
Berdiri Tahun 1998
1. Jenis Tarian : Meliputi Tari Jawa, Tari Kreasi Baru, Tari Betawi, Tari Melayu/Minang, dan Tari
Sunda/Jaipong
2. Pelatih Tari : Tenaga Pengajar/Instruktur Tari merupakan pelatih yang telah berpengalaman di
bidang tari.
Profil Pimpinan
Trisno Marindi
Pendidikan Formal :
- Jurusan Seni Tari SMKI Negeri Surakarta 1986
Pendidikan NonFormal :
- Piagam Penghargaan, Pelatih Tari Jawa Gaya Surakarta Dinas Kebudayaan Tgl 18 Pebruari 1993
- Piagam Penghargaan, Workshop Pelatih Tari PUSKESWIL Jakarta Selatan 22 Januari 1994
- Piagam Penghargaan Loka Karya Pelatih Tari Anak-anak, PUSKESWIL JAKTIM 17 Oktober 1995
- Piagam Penghargaan, Pelatih Tari Pusat Kesenian DKI Jakarta Tanggal 29 Agustus 1996
- Piagam Penghargaan, Pelatihan Pelatih Tari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Tgl 14 Oktober1999
- Piagam Penghargaan, Gelanggang Remaja Walikotamadya Jakarta Selatan 4 Agustus 2000
- Sertifikat Seni Budaya, Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Timur Tanggal 21 Mei 2001
- Piagam Penghargaan, Kepala Perwakilan Provinsi Jawa Tengah TMII, Tanggal 23 Agustus 2003
- Piagam Penghargaan, Direktur Kesenian DEPBUDPAR Tanggal 7 Austus 2007
- Piagam Penghargaan, Anjungan Jawa Tengah TMII Tanggal 21 November 2007
Cari Blog Ini
Selasa, 12 Maret 2013
Tari Berdasarkan Koreografinya
- Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah )
- Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat)
- Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
Tapi ini lagi tari apa ya???
Tari Keraton
Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa
keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih
bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan
pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana
dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Strata masyarakat
Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika
golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur
spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih
memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya
tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin
yang dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat
lebih bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh.
Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga terdapat dalam tradisi istana Bali dan Melayu, yang bisanya—seperti di Jawa—juga menekankan pada kehalusan, keagungan dan gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan Deli di Sumatera Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang di Sumatera Selatan lebih dipengaruhi budaya Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan budaya Hindu-Buddhanya.
Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga terdapat dalam tradisi istana Bali dan Melayu, yang bisanya—seperti di Jawa—juga menekankan pada kehalusan, keagungan dan gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan Deli di Sumatera Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang di Sumatera Selatan lebih dipengaruhi budaya Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan budaya Hindu-Buddhanya.
kesenian
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di
Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,
dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan
pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di
Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia
terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan
drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.[1]
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Langganan:
Postingan (Atom)